Sentuhan Al-Quran untuk Seni Kreativitas dan Estetika
2 posters
Halaman 1 dari 1
Sentuhan Al-Quran untuk Seni Kreativitas dan Estetika
Tuhan menciptakan kita itu berbeda-beda, dilihat dari segi kemampuan manusia dikaruniani kemampuan untuk menciptakan atau memunculkan apa yang disebut dengan seni. Depdikbud (1983) membatasi seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dari perasaannya yang bersifat indah, sehingga dapat menggerakan perasaan manusia. Lowenfeld (1982) juga menyatakan bahwa seni sebagai fundasi kemanusiaan manusia. Manusia secara sadar dan tidak sadar memiliki potensi mendasar untuk melakukan penyaluran ide gagasan, dan gerak hatinya melalui aktivitas seni. Lowenfeld dan Brittain (1982) menegaskan peran seni, bahwa memberikan pengalaman seni yang lebih baik dan benar akan mengembangkan kemampuan-kemampuan dasar yang meliputi: emosi, intelektual, fisik, persepsi, sosial, estetis dan kreatifitas.
Maysesky (1990) menyatakan estetis berkenan pada satu apresiasi bentuk keindahan dan perasaan haru atau kekaguman. Misalnya melihat keindahan tenggelamnya matahari, mendengarkan ritme rintik air hujan ataupun mendengar orang membaca al-quran. Individu memiliki pemikiran yang bersifat individual untuk hal yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan. Muharam ( 1991 ) menyatakan estetika umumnya dikaitkan dengan pengetahuan keindahan, sedang batasan singkat estetika adalah filsafat dan pengkajian ilmiah dari komponen estetika dan pengalaman manusia. Selanjutnya dikatakan pengalaman estetis menekan pada melakukan hal-hal untuk sesuatu yang orisinil.
Sedangkan Seefeldt (1994:419) menyatakan kreativitas merupakan kekuatan untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan orisinil.
Ditilik dari beberapa pendapat diatas seni, estetika dan kreativitas mempunyai hubungan yang sangat erat.
Bagaimana kalau kita tilik ketiga hal tersebut diatas yaitu seni, estetika dan kreativitas melalui sentuhan al-Quran, mari kita simak bersama.
Selain ditentukan oleh ajaran al-Qur’an, seni Islam juga bersifat “Qur’ani” dalam arti bahwa kitab suci al-Qur’an menjadi model utama dan tertinggi bagi kreativitas dan produksi estetis. Al-Qur’an dinyatakan sebagai “karya seni pertama dalam Islam”. Bukan berarti bahwa al-Qur’an dianggap sebagai karya sastra jenius dari Nabi Muhammad, sebagaimana yang seringkali dinyatakan oleh kalangan non-muslim. Sebaliknya, orang muslim meyakini isi dan bentuknya bersifat Ilahi yang merupakan representasi pola-pola infinit dari seni Islam. Al-Qur’an menjadi contoh yang paling sempurna dari pola infinit yang mempengaruhi segala kreasi selanjutnya dalam seni sastra,seni rupa (baik dekoratif maupun arsitektur), bahkan seni suara dan seni gerak.
Pernahkah kalian mendengarkan seorang hafid atau hafidhoh membaca surat al-Quran, pasti pernah kan?
Apa yang kalian rasakan ketika mendengar bacaan al-Quran tersebut? Nyaman, kagum, haru, tergerak hatinya untuk mendengar lebih lama dan keingin tahuan akan makna yang terkandungnya? Ya itulah seni sebagaimana yang dikemukakan diatas dalam Depdikbud (1983) bahwa yang membatasi seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dari perasaannya yang bersifat indah, sehingga dapat menggerakan perasaan manusia. Sebagaimana Lowenfeld dan Brittain (1982) menegaskan peran seni, bahwa memberikan pengalaman seni yang lebih baik dan benar akan mengembangkan kemampuan-kemampuan dasar yang meliputi: emosi, intelektual, fisik, persepsi, sosial, estetis dan kreatifitas. Sejalan dengan itu peran sentuhan al-quran juga sangat mendukung pendapat tersebut diatas, yaitu bisa kita lihat atau maknai bagaimana keindahan susunan ayat-ayat al-Quran yang begitu luar biasa indah dan sangat menuntun kita sebagai umat manusia khususnya umat Islam untuk menata emosi, pembabaran tentang segala ilmu untuk perkembangan intelektual juga terkandung dalam al-Quran, bagaimana fisik kita teredam dari kelelahan hidup ketika kita mendengar lantunan suratan al-Quran, bagaimana al-Quran mengajarkan dan membuka pikiran kita agar tidak salah persepsi dan gegabah dalam mengambil kesimpulan dilihat dari cara memaknai ayat-ayat al-Quran tidak boleh sepotong-sepotong karena dari satu ayat keayat yang lain saling menjelaskan satu sama lain, sejarah-sejarah kehidupan sebagai contoh tauladan hidup dikehidupan sosial juga menjadikan isi kandungan al-Quran sejalan dengan Lowenfeld (1982) yang menyatakan bahwa seni sebagai fundasi kemanusiaan manusia, al-Quran juga sebagai dorongan kita untuk menghasilkan sesuatu keindahan yang baru atau orisisnil dengan pencitraan yang ada dalam al-Quran.
Subhanallah, ternyata dengan sentuhan al-Quran secara tidak langsung kita telah mengenal apa itu seni, kreativitas dan estetika bahkan kita tak jarang sebagai pelaku langsung untuk ketiga hal tersebut.
Andaikan saja rakyat Indonesia ini sadar betul akan peranan al-Quran yang begitu luar biasa akan seni kretivitas dan estetika dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari tidak menutup kemungkinan negara Indonesia ini meski bukan negara agama, tetapi Indonesia adalah negara berpopulasi terbesar kelima di dunia dengan penduduk mayoritas beragama Islam ini juga akan bangkit melalui seni kreativitas dan estetika dengan begitu pesat bahkan akan menjadi negara percontohan. Tapi kapan itu semua akan terwujud??????
Dari beberapa pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa seni kreativitas dan estetika juga dapat ditilik dari sentuhan al-Quran dan sangat beralasan untuk menampik pandangan tabu untuk mempelajari seni kreativitas dan estetika seperti yang selama ini diperdebatkan beberapa kalangan.
Maka dari itu marilah bersama-sama kita pelajari lebih lanjut tentang seni kreativitas dan estetika. Selamat belajar dan jangan berhenti untuk berkreasi.
sumber : Winda Fitriani Agustin (Mahasiswa S1 Transfer PGSD FKIP UNS Kampus VI Kebumen)
Maysesky (1990) menyatakan estetis berkenan pada satu apresiasi bentuk keindahan dan perasaan haru atau kekaguman. Misalnya melihat keindahan tenggelamnya matahari, mendengarkan ritme rintik air hujan ataupun mendengar orang membaca al-quran. Individu memiliki pemikiran yang bersifat individual untuk hal yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan. Muharam ( 1991 ) menyatakan estetika umumnya dikaitkan dengan pengetahuan keindahan, sedang batasan singkat estetika adalah filsafat dan pengkajian ilmiah dari komponen estetika dan pengalaman manusia. Selanjutnya dikatakan pengalaman estetis menekan pada melakukan hal-hal untuk sesuatu yang orisinil.
Sedangkan Seefeldt (1994:419) menyatakan kreativitas merupakan kekuatan untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan orisinil.
Ditilik dari beberapa pendapat diatas seni, estetika dan kreativitas mempunyai hubungan yang sangat erat.
Bagaimana kalau kita tilik ketiga hal tersebut diatas yaitu seni, estetika dan kreativitas melalui sentuhan al-Quran, mari kita simak bersama.
Selain ditentukan oleh ajaran al-Qur’an, seni Islam juga bersifat “Qur’ani” dalam arti bahwa kitab suci al-Qur’an menjadi model utama dan tertinggi bagi kreativitas dan produksi estetis. Al-Qur’an dinyatakan sebagai “karya seni pertama dalam Islam”. Bukan berarti bahwa al-Qur’an dianggap sebagai karya sastra jenius dari Nabi Muhammad, sebagaimana yang seringkali dinyatakan oleh kalangan non-muslim. Sebaliknya, orang muslim meyakini isi dan bentuknya bersifat Ilahi yang merupakan representasi pola-pola infinit dari seni Islam. Al-Qur’an menjadi contoh yang paling sempurna dari pola infinit yang mempengaruhi segala kreasi selanjutnya dalam seni sastra,seni rupa (baik dekoratif maupun arsitektur), bahkan seni suara dan seni gerak.
Pernahkah kalian mendengarkan seorang hafid atau hafidhoh membaca surat al-Quran, pasti pernah kan?
Apa yang kalian rasakan ketika mendengar bacaan al-Quran tersebut? Nyaman, kagum, haru, tergerak hatinya untuk mendengar lebih lama dan keingin tahuan akan makna yang terkandungnya? Ya itulah seni sebagaimana yang dikemukakan diatas dalam Depdikbud (1983) bahwa yang membatasi seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dari perasaannya yang bersifat indah, sehingga dapat menggerakan perasaan manusia. Sebagaimana Lowenfeld dan Brittain (1982) menegaskan peran seni, bahwa memberikan pengalaman seni yang lebih baik dan benar akan mengembangkan kemampuan-kemampuan dasar yang meliputi: emosi, intelektual, fisik, persepsi, sosial, estetis dan kreatifitas. Sejalan dengan itu peran sentuhan al-quran juga sangat mendukung pendapat tersebut diatas, yaitu bisa kita lihat atau maknai bagaimana keindahan susunan ayat-ayat al-Quran yang begitu luar biasa indah dan sangat menuntun kita sebagai umat manusia khususnya umat Islam untuk menata emosi, pembabaran tentang segala ilmu untuk perkembangan intelektual juga terkandung dalam al-Quran, bagaimana fisik kita teredam dari kelelahan hidup ketika kita mendengar lantunan suratan al-Quran, bagaimana al-Quran mengajarkan dan membuka pikiran kita agar tidak salah persepsi dan gegabah dalam mengambil kesimpulan dilihat dari cara memaknai ayat-ayat al-Quran tidak boleh sepotong-sepotong karena dari satu ayat keayat yang lain saling menjelaskan satu sama lain, sejarah-sejarah kehidupan sebagai contoh tauladan hidup dikehidupan sosial juga menjadikan isi kandungan al-Quran sejalan dengan Lowenfeld (1982) yang menyatakan bahwa seni sebagai fundasi kemanusiaan manusia, al-Quran juga sebagai dorongan kita untuk menghasilkan sesuatu keindahan yang baru atau orisisnil dengan pencitraan yang ada dalam al-Quran.
Subhanallah, ternyata dengan sentuhan al-Quran secara tidak langsung kita telah mengenal apa itu seni, kreativitas dan estetika bahkan kita tak jarang sebagai pelaku langsung untuk ketiga hal tersebut.
Andaikan saja rakyat Indonesia ini sadar betul akan peranan al-Quran yang begitu luar biasa akan seni kretivitas dan estetika dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari tidak menutup kemungkinan negara Indonesia ini meski bukan negara agama, tetapi Indonesia adalah negara berpopulasi terbesar kelima di dunia dengan penduduk mayoritas beragama Islam ini juga akan bangkit melalui seni kreativitas dan estetika dengan begitu pesat bahkan akan menjadi negara percontohan. Tapi kapan itu semua akan terwujud??????
Dari beberapa pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa seni kreativitas dan estetika juga dapat ditilik dari sentuhan al-Quran dan sangat beralasan untuk menampik pandangan tabu untuk mempelajari seni kreativitas dan estetika seperti yang selama ini diperdebatkan beberapa kalangan.
Maka dari itu marilah bersama-sama kita pelajari lebih lanjut tentang seni kreativitas dan estetika. Selamat belajar dan jangan berhenti untuk berkreasi.
sumber : Winda Fitriani Agustin (Mahasiswa S1 Transfer PGSD FKIP UNS Kampus VI Kebumen)
Similar topics
» Seni dalam Perspektif Islam
» Karawitan (seni anu matak waas)
» Asian Art Museum di AS Gelar Pameran Terbesar Seni Budaya Bali
» Karawitan (seni anu matak waas)
» Asian Art Museum di AS Gelar Pameran Terbesar Seni Budaya Bali
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
Mon Dec 30, 2013 11:08 am by abahBAA
» Revolusi GALAKSI 2012
Mon Sep 24, 2012 12:01 am by Dabros
» Coretan Corel Draw
Sun Sep 23, 2012 11:09 pm by Dabros
» go to Sawarna
Sun Sep 23, 2012 10:46 pm by Dabros
» coba posting gambar
Sun Sep 23, 2012 10:13 pm by Dabros
» tak kenal maka tak apal
Sun Sep 23, 2012 9:59 pm by Dabros
» Huuuuuuuuuuuuuuuuuuuhhhhhhhhhhhh
Wed May 11, 2011 12:10 am by yan
» Arti Kata Sunda
Thu Apr 21, 2011 11:28 pm by yan
» Karawitan (seni anu matak waas)
Thu Apr 21, 2011 11:11 pm by yan
» Download Lagu Sunda
Sat Apr 16, 2011 12:28 pm by aqyana
» jigana, ieu mah....
Fri Apr 15, 2011 11:36 pm by yan
» OROK GAYA TAH BARUDAK!!!
Thu Apr 07, 2011 9:40 pm by yan
» paribasa sunda
Thu Apr 07, 2011 12:17 am by yan
» """""""""""MERDEKA!!!!!!!!!!!!!!
Wed Apr 06, 2011 8:11 pm by yan
» TEU KAWENGKU KU UNGKARA
Tue Apr 05, 2011 11:14 pm by yan